10 Kebiasaan yang Bikin Kamu Disepelein (Tanpa Kamu Sadari!)
Hello
sobat netra, Di tulisan kali ini, aku mau bahas 10 kebiasaan yang bisa bikin
kamu disepelein orang lain, tanpa kamu sadari.
Semua
orang di dunia ini pasti mau dihargain, kan? We all need to be respected. Dan
aku yakin kamu semua pasti udah tahu gimana caranya menghargai orang lain, dan
gimana caranya menghargai diri sendiri.
Soalnya,
gimana orang ngehargain kita itu tergantung dari tiga hal:
1.
Gimana kita menghargai orang lain.
2.
Gimana kita menghargai diri kita sendiri.
3.
Gimana reaksi kita ketika ada orang yang enggak ngehargain kita.
Aku
yakin kalian udah tahu semua itu. Tapi sebetulnya ada loh hal-hal yang sering
kita lakuin tanpa sadar, yang justru bikin orang enggak ngehargain kita. Bikin
kita disepelein, dan bikin harga diri kita terlihat rendah di mata orang lain.
Aku
udah rangkum semuanya jadi 10 hal, dan akan aku bahas di tulisan ini. baca
sampai akhir!
1.
Terlalu Available
Orang
lain mau ngebutuhin kamu tengah malam, mau nelepon kamu jam berapa pun, mau
nyuruh kamu kapan pun, mendadak sekalipun, kamu selalu ada, selalu bisa. Kalau
kamu mikir dengan kayak gitu kamu bisa dihargai, kamu dianggap teman yang baik,
atau dianggap reliable banget, kamu bisa diandalkan, itu salah.
Justru
sebaliknya, dengan kamu terlalu available, kamu tuh jadi enggak berharga. Orang
lain nganggap kamu, "Oh, orang ini kayaknya enggak ada kepentingan lain
selain disuruh-suruh. Oh, kalau gitu berarti aku harus pura-pura sibuk dong,
pura-pura enggak bisa."
Bukan
harus pura-pura, tapi kamu harus menyibukkan diri kamu sendiri. Karena pada
dasarnya, enggak ada orang yang selalu bisa 24 jam. Orang yang selalu ada 24
jam untuk orang lain hanyalah
orang-orang yang enggak respect ke dirinya sendiri.
Coba
deh, kalau misalkan kamu memprioritaskan diri kamu, kamu membagi waktu kamu
untuk kayak istirahat, untuk me time, untuk family time, atau untuk sekedar
rileks gitu, kamu enggak akan pernah bisa selalu tersedia untuk orang lain.
Jadi,
bukan untuk pura-pura sibuk, tapi ya memang kamu harus sibuk. Coba pikirin,
prioritaskan dulu apa yang kamu butuhkan, apa yang lebih baik kamu lakukan
daripada sekedar memenuhi kebutuhan orang lain dibanding diri kamu sendiri.
Ketika
orang itu tahu kalau waktu kamu tuh enggak banyak, kamu cuman bisa hari ini 2
jam doang, apa yang akan terjadi? Mereka akan lebih menghargai kamu. Mereka
akan memanfaatkan waktu dengan kamu tuh semaksimal mungkin. Ditunjukin kalau
kamu itu memang sudah effort loh untuk meluangkan waktu kamu untuk bertemu dia.
Jadi, harus dihargai, karena waktu kamu memang berharga.
2.
People Pleaser
Ketika
kamu mengiakan semua yang orang minta, meskipun kamu enggak mau, meskipun kamu
lagi enggak mood, misalkan kamu disuruh untuk ngerjain PR, ngerjain tugas
teman-teman kamu, nyuruh-nyuruh kamu, dan kamu iya-iya aja dengan harapan kamu
dianggap teman yang baik, iya kamu bakal dianggap teman yang baik, baik untuk
dimanfaatkan.
Biasanya
orang-orang yang rela jadi people pleaser itu karena dia enggak enakan dan dia
takut untuk dikecualikan dari kelompoknya. Takut enggak punya teman, takut
sendiri. Nah, kalau kamu kayak gitu, dengar ya, kamu itu mending sendirian
daripada kamu berkumpul dengan teman-teman yang enggak ngehargain kamu, yang
enggak peduli sama kamu. Mereka enggak peduli kamu nyaman atau enggak, mereka
tuh bukan teman yang baik juga.
Dan
kamu harus tahu, ketika kamu enggak bergantung ke orang lain, kamu berani untuk
sendiri di situ, kamu punya power. Kalau kamu bergantung ke orang lain, itu tuh
sama aja kamu ngasih power ke mereka, mereka bisa ngontrol kamu. Sedangkan
ketika kamu untuk sendiri, "Oke, aku enggak bergantung ke siapa-siapa, aku
lebih baik sendiri daripada diperlakukan dengan tidak baik." You take your
power back.
Kamu
punya kontrol atas diri kamu sendiri, enggak ada satupun orang yang bisa
ngontrol kamu ketika kamu punya power. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Justru orang-orang akan mau temenan sama kamu. Karena pada dasarnya orang yang
punya power itu lebih attractif gitu, orang-orang mau temenan sama orang yang
punya power.
Ketika
kamu enggak punya power, memang kamu tuh punya banyak teman, tapi teman-teman
kamu itu datang sekedar untuk memanfaatkan kamu. Sedangkan kalau kamu punya
power, orang-orang mau temenan kamu ya karena mereka mau temenan gitu, mereka
kagum sama kamu, atau entah apa itu, kamu attractif.
Kalau
enggak percaya, orang yang punya power itu selalu banyak teman. Coba deh ingat
dari kalian SD, SMP gitu, zaman-zaman sekolah, orang yang punya power, dia
selalu jadi leader, pasti banyak yang ngikutin gitu, pasti banyak temannya,
pasti banyak yang mau temenan sama dia gitu.
So,
stop being people pleaser and check your power back.
3.
Memperkecil Diri Sendiri
Kebiasaan
yang bisa bikin orang lain nyepelin kamu itu salah satunya adalah kamu terlalu
sering memperkecil diri kamu. Body language speak louder than your words.
Ketika kamu gesture, kamu tuh memperkecil diri kamu, kamu membungkuk, kamu
nunduk terus gitu, kamu enggak taking up your space gitu. Itu tuh sama aja kamu
menciptakan persepsi ke orang lain bahwa keberadaan kamu itu tidak layak loh di
sini, keberadaan kamu tuh enggak layak untuk dinotice orang, kamu gak layak
untuk dikenali, kamu takut untuk dilihat.
Jadi,
mulai sekarang kamu harus berani untuk take up your space. Jangan selalu
memperkecil diri kamu. Coba berjalan dengan tegak, kalau duduk terbuka gitu
body language-nya. Perlihatkan bahwa kamu tuh layak berada di ruangan ini gitu,
tunjukin bahwa keberadaan kamu tuh patut untuk dinotice, untuk dirasakan
orang-orang.
Aku
tahu ini untuk yang belum terbiasa akan sedikit sulit, tapi ya memang caranya
kamu harus memaksakan diri. Dan aku pernah dengar kayak gini, kalau misalkan
kamu lagi takut nih di tempat umum, kamu ke toilet dulu dan kamu begini, ini
benar jadi sehingga otak kamu, otak kamu tuh menganggap bahwa aku tuh besar
gitu, engak kecil lagi, kamu, aku tuh besar, aku layak untuk berada di sini,
dan kamu jadi lega.
4.
Memaksakan Diri untuk Bergabung
Kamu
memaksakan diri untuk bergabung di suatu kelompok yang jelas-jelas mereka tuh
enggak mau ada kamu. Misalkan kamu lihat teman-teman teman kamu tuh
ngerencanain untuk main keluar dan kamu enggak diajak. Kalau kamu tahu kayak
gitu, please, jangan memaksakan diri untuk kepo, untuk kayak, "Ih, mau ke
mana? Aku ikut dong, aku ikut dong."
Karena
apa? Karena udah jelas-jelas teman-teman kamu itu tidak menghargai keberadaan
kamu. Jangankan untuk menghargai, mereka tuh enggak mau loh ada kamu, dan kamu
masih memaksakan diri untuk ikut ke mereka. Jangan!
Dan
ketika kamu melakukan itu, itu tuh sama aja kayak, "Emang kamu enggak ada
teman-teman lain yang bisa menghargai kamu gitu? Emang kamu enggak ada hal lain
yang bisa kamu lakuin sendiri tanpa mereka gitu?"
Jadi,
jangan lakuin itu, karena itu malah bikin kamu disepelein. Percaya sama aku!
Halnya dengan kayak, kalau teman-teman kamu lagi ngobrol sesuatu dan kamu gak
tahu, kamu gak harus kepo, gak harus apa, "I, I, kasih tahu aku dong,
kasih aku tahu dong, kasih tahu aku dong." Gak harus kayak gitu, karena
sebenarnya kamu enggak gak perlu tahu juga cerita mereka. Engak usah FOMO, gak
usah kamu merasa e, tertinggal karena gak tahu sesuatu dari mereka. Engak,
enggak, dari padahal kamu sekarang merasa tersakiti atau tersinggung hanya
karena kamu enggak diajak atau karena kamu enggak dikasih tahu cerita mereka.
Mending
tanya dulu diri kamu, kenapa kamu harus ikut? Apa keuntungan yang kamu dapat?
Kenapa kamu harus tahu cerita mereka? Apa keuntungan yang kamu dapat? Pasti
jawabannya, enggak ada untungnya juga gitu. Ini kamu cari aktivitas lain, cari
orang lain yang bisa menghargai keberadaan kamu.
Kalau
misalkan kamu terus-terusan melakukan kebiasaan ini, nanti ujung-ujungnya kamu
bakal jadi people pleaser yang tadi aku jelasin sebelumnya. Jadi intinya,
please, jangan biarin diri kamu berada di tempat di mana kamu tuh enggak
dihargai. Di sana pasti ada tempat lain yang bisa menghargai kamu.
5.
Terlalu Sering Minta Maaf
Kalau
kamu terlalu sering mengucapkan kata maaf, itu tuh nunjukin bahwa kamu itu
orang yang rendah diri, ngerasa rendah diri, kamu enggak percaya diri, kamu
enggak yakin dengan pendapat kamu sendiri. Terus juga orang lain akan
berpersepsi bahwa, "Oh, kamu tuh sering ngelakuin kesalahan ya?"
Padahal mungkin itu bukan salah kamu, tapi kamunya aja yang minta maaf.
Dipastiin
kamu tuh hanya minta maaf ketika kamu tahu itu benar-benar salah kamu gitu.
Kalau kamu terlalu sering mengucapkan kata maaf, lama-kelamaan nilai dari kata
maaf itu sendiri tuh berkurang gitu, jadi orang enggak nganggap lagi permintaan
maaf kamu tuh benar-benar minta maaf gitu, ngerti enggak? Kalau kamu terlalu
sering minta maaf, ketika kamu benar-benar minta maaf yang tulus, yang serius,
itu udah enggak bernilai lagi, karena kamu udah terlalu sering mengucapkan itu.
6.
Terlalu Banyak Menjelaskan Diri Sendiri
Selanjutnya
adalah kamu terlalu banyak menjelaskan diri kamu ke orang lain. You explaining
yourself too much. Orang yang terlalu banyak menjelaskan itu menunjukkan rasa
insecure-nya. Karena apa? Karena berarti dia itu sangat e peduli atau sangat
memikirkan persepsi orang lain. Dia tuh berusaha untuk memastikan bahwa orang
lain tuh punya persepsi yang baik tentang dia. Sedangkan kalau orang yang
percaya diri, dia percaya dirinya begini, dia enggak akan ngabisin waktu dan
tenaganya untuk menjelaskan tentang dirinya ke orang lain.
Aku
ambil contoh kayak gini. Coba kalian nilai-nilai sendiri. Misalkan ada orang
yang nanya, ee, "Kamu sekarang ee kesibukan ngapain aja? Kamu kerja di mana?"
Terus jawaban yang pertama, "Aku gak cari kerja kok, aku enggak nyari
kerja, aku lagi mau mulai bisnis." Stop sampai situ.
Atau
jawaban yang kedua, jawabannya, "Aku enggak kerja, aku mulai bisnis. Emang
sih bisnis aku tuh masih kecil-kecilan, tapi aku udah berusaha, aku dan aku
yakin bisnis itu ya mending bisnis sih daripada kerja-kerja itu belum tentu
enak, kalau ininya toxic gitu. E, lagian aku kalau misal nyari kerja aku juga
bakal keterima kalau kerja, tapi ya karena aku enggak mau kerja aja, de,
akhirnya aku bisnis."
Kalian
bisa lihat sendiri, sebenarnya yang mana orang yang insecure? Yang kedua.
Karena mungkin yang nanya pun mikir, "Emang siapa yang bilang kalau
misalkan kamu cari kerja, kamu gak akan dapat kerja gitu? Emang siapa yang
bilang kayak gitu?" Yang orang itu jelasin tuh ya ketakutannya sendiri
gitu.
Contoh
lain kayak gini, e, orang yang ditanya, "Kamu kuliah di mana gitu?"
Jawaban yang pertama, "Enggak, aku enggak kuliah, aku langsung kerja, aku
langsung cari uang. E, dan aku lagi mulai bisnis." Stop sampai situ.
Dan
jawaban yang kedua, "Enggak, aku enggak kuliah, aku langsung kerja karena
menurut aku ya mending nyari kerja lah daripada kuliah. Kuliah tuh belum tentu
dapat kerja juga, ujung-ujungnya pengangguran juga, dan sebagainya, lala-lala,
ngejelek-jelekin orang yang kuliah."
Menurut
kamu yang mana yang insecure? Yang insecure itu adalah yang panjang gitu. Orang
yang terlalu banyak menjelaskan itu sebenarnya nunjukin kekhawatirnya, nunjukin
rasa insecure-nya, dan nunjukin kekurangannya gitu. Itu justru yang dia
pikirin.
7.
Terlalu Banyak Menceritakan Kesedihan
Selanjutnya,
kamu terlalu banyak menceritakan tentang kesedihan kamu, tentang masalah kamu,
keluhan-keluhan kamu, apalagi di sosial media. Dia, oke, kamu memang bebas
berekspresi, bebas gitu, tapi masalahnya enggak ada orang yang peduli juga.
Bukannya orang peduli, malah mereka tuh jadi nganggap kamu, "Oh, dia tuh
kayak kasihan banget ya orangnya gitu, menyedihkan banget hidupnya."
Kalau
sekali-kali mungkin oke gitu, tapi kalau keseringan ya, menurut aku orang malah
jadi nyepelein kamu nantinya gitu. Kamu harus nunjukin kalau kamu tuh deserve
to be happy gitu, kamu kamu layak untuk bahagia, kamu layak untuk
diperlakukanak e dengan baik gitu, kamu layak untuk dibahagiakan.
Kalau
kamu keseringan misalkan kamu ee sering ngeluh bahwa kamu tuh enggak diperlakukan
dengan baik sama pacar kamu, diselingkuhi, dan sebagainya, orang-orang pasti
mikir, "Oh, ini orang mungkin memang enggak layak nih, mungkin memang
enggak layak untuk diperlakukan dengan baik. Makanya banyak orang yang jahatin
kamu."
Jangan
cuman berpikir kalau, "Oh, orang tuh bakal peduli loh kalau kamu banyak
menceritakan keluhan kamu." Mungkin orang enggak peduli, tapi malah
mendang kamu jadi jelek gitu. Ini juga nunjukin kalau kamu tuh enggak punya
power loh, kamu lemah banget orangnya, kamu bahkan enggak bisa nge-handle e
permasalahan kamu yang itu.
Ini
nyambung juga ke ke poin yang selanjutnya, kamu tuh takut untuk nunjukin power
kamu gitu. Kamu mungkin kadang takut dikira sombong, takut dikira so soan. Nah,
jangan justru eh kamu dengan nunjukin power kamu itu, kamu jadinya orang
respectek. Kalau kamu terus-terusan nyembunyiin power kamu, orang malah
nyepelin kamu.
Nunjukkin
power itu bukan berarti kamu harus jadi super hero gitu ya, tapi ketika kamu
gak setuju, ungkapkan gitu pendapat kamu dengan baik gitu. Stand Up For
yourself, be true to yourself. Kamu menginfluence orang itu, kamu berarti di
situ. Kamu punya power, kamu enggak tidak berenergi, kamu hm, ngantuk nih,
ngantuk.
Karena
sekarang tuh kayak sering banget orang-orang yang update kayak, "Ngantuk
nih, e, kayak masa muda jompo. Lah, terus kayak apa-apa ngantuk." Hal-hal
kayak gitu tuh justru bisa bikin orang mandang kamu tuh lemah gitu, mereka
jadinya bisa nyepelin kamu. Sedangkan kalau kamu misalkan terlihat bersemangat,
kuat, energik, orang tuh bisa jadi lebih respectek ke kamu.
8.
Takut Nunjukkin Power
Selain
itu juga, tahu enggak? Kalian ada cara untuk nunjukin bahwa kamu tuh punya
power tanpa harus kamu berkata sepatah kata pun. Caranya adalah your body speak
louder than your words. Tubuh kamu ini bukan lagi tentang gesture, tapi tentang
bentuk tubuh.
Kamu
mungkin bakal banyak orang yang enggak setuju, tapi kalau menurut aku pribadi,
orang-orang yang in shape, yang bentuk tubuhnya berbentuk gitu, ada ototnya,
dan sebagainya, ideal gitu, itu akan lebih gampang direspek sama orang gitu.
Kenapa? Karena ketika orang berbentuk tubuhnya, orang yang lihat tuh pasti udah
punya persepsi bahwa, "Oh, orang ini tuh disiplin, orang ini respect sama
dirinya sendiri, mengatur waktunya gitu, dia meluangkan waktu buat olahraga,
dia jaga makanannya, dia memphatiin dirinya, dan juga dia tuh kuat."
Tanpa
harus orang ini pakai baju branded, tanpa harus dia mengatakan segala macam
kelebihannya, orang tuh bakal udah lihat sendiri nih, "Orang ini memang
layak untuk direspek gitu, dihargai gitu."
9.
Lepas Kontrol di Depan Umum
Dan
yang terakhir, kamu lepas kontrol depan umum. Kamu emosi, kamu marah-marah,
teriak-teriak depan umum, itu sangat-sangat menjatuhkan harga diri kamu
sendiri. Kadang orang tuh enggak sadar, atau misalkan orang tuh berpikir kalau
dengan dia marah-marah, dengan kamu hargain saya ya gitu, itu bisa bikin orang
ngehargain, tapi padahal itu sebaliknya gitu.
Karena
orang-orang yang lepas kontrol itu menunjukkan bahwa dia kurang self aware, dia
enggak bisa ngontrol emosinya sendiri. Kayak gitu, kayaknya dia banyak masalah
hidupnya gitu. Jadi, jangan sampai lepas kontrol.
10.
Terlalu Berusaha Terlihat Wow
Yang
ke-10 adalah terlalu berusaha untuk terlihat wow atau pamer, atau terlalu
berusaha untuk terlihat kaya. Ini aku sering banget kayak ee melihat orang yang
awalnya aku tuh punya persepsi yang wow gitu, tapi karena dia terlalu banyak
ngomongin tentang hartanya, misalkan dia terlalu berusaha untuk terlihat kaya,
ya akhirnya kayak kayak jatuh gitu, harga dirinya jadi jangan salah ya, please,
untuk kalian-kalian yang selama ini suka kayak gitu. Justru dengan kalian
terlalu berusaha untuk terlihat kaya itu enggak bikin orang jadi ngehargain
kamu. Justru orang tuh ngelilai kamu jadi sebaliknya, jadi kayak kurang aja
gitu, kurang.
Kalau
misalkan kamu memang kaya gitu, kamu memang valuable, tanpa kamu banyak
menjelaskan, orang tuh udah tahu gitu. Jadi, stop untuk terlalu berusaha untuk
terlihat kaya.
Itulah
dia 10 hal kebiasaan yang bisa bikin kamu disepelein atau dianggap enggak
berharga lagi sama orang, ngerendahin harga diri kamu, tapi seringkali kita
enggak sadar gitu, gitu. Jadi, semoga setelah tulisan ini kamu mulai sadar, dan
semoga kita semua sadar, termasuk aku gitu.
Kalau
kamu sudah terlanjur melakukan hal itu ya, maafin aja, enggak apa-apa kan, kamu
masih bisa berubah gitu. Oke, semoga tulisan ini bermanfaat.
Posting Komentar