Jangan Malas, Nanti Kamu Terbiasa
"Ini
saran dari Leonardo Da Vinci, hidupmu butuh keaktifan, jangan males. Telah lama
aku perhatikan, ternyata orang-orang sukses itu jarang yang hanya duduk dan
pasrah atas apa yang terjadi pada diri mereka. Mereka keluar dan mengalami
banyak hal. Jadi, ini dalil untuk jangan malas. Caranya biar tidak males itu
gimana ya? Jangan males, tidak ada caranya, pokoknya jangan males aja.
Kalau
kamu merasa bahwasanya ini males, ya sudah, bangkitlah, paksa dirimu untuk
bangkit. Cuma itu, dan biasakan untuk beraktivitas, cuma itu. Karena manusia
itu hidup dengan apa yang dia biasakan. Kalau kamu biasa santai-santai,
enak-enak, tidak ngapa-ngapain, ya kamu akan terbiasa dengan itu. Maka,
satu-satunya jalan keluar dari zona mu adalah aktif lah. Jadi, kuncinya itu,
katanya Leonardo, kan saya sudah cek sendiri, semua orang sukses itu tidak ada
yang dengan diam dan pasrah, sukses di bidang apapun. Sukses di bidang apapun,
tapi saya suksesnya ingin di bidang Sufi, ya Pak, yang pasrah, rela, misalnya
Mereka mengejar Tuhannya, mengejar anugerahnya, mengejar Ridhonya. Oh, mereka justru
tidak tidur siang, hari, malam hari isinya ibadah. Tidak ada yang kok
males-malesan itu. Tidak ada. Jadi, cita-citamu apa saja, tidak akan sukses
kalau kamu hanya duduk dan pasrah. Jadi, rumus pertama itu, kamu harus aktif,
dan rumus keaktifan itu, kalau di Islam kan, jangan dibayangkan kayak satu
tambah satu dua. Keaktifan itu upaya kita bergerak, hasilnya kadang-kadang
karena mikir hasil ini kan terus, kita jadi pesimis ala Pak, saya kejar, kayak
gimana pun ya, tidak mungkin kelihatannya kan terus gitu, karena kamu
bergantung pada amalmu, bergantung pada tindakan. Jangan bergantungnya pada
Allah, kamu bekerja, kamu beraktivitas, kamu bertindak, itu ya, karena
sunnatullah-mu sebagai manusia.
Hasilnya
apa, itu urusannya Allah. Tidak usah kamu pikir. Jadi, jangan salah
identifikasi tugasmu, cuma bergerak. Sering saya ilustrasikan ceritanya Nabi
Ismail dan ibunya, itu loh. Ketika Nabi Ismail baik ditinggal berdua di Mekkah,
susah nyari air, lari-lari, sofa Marwah, bolak-balik 7 kali, akhirnya dapat air
dari kakinya Ismail yang menjejak tanah, mbok ya, dia jejak sejak tadi biar
segera keluar, loh. Itu rahasianya Allah, cara kerjanya memang begitu. Kalau
pakai matematika, lari bolak-balik 7 kali tadi ketemu airnya, ya, hasil lari
ini tadi, entah di sudut yang mana dari sofa Darmawan terus nemu. Nah, ini air,
kan gitu logika matematikanya, tapi hidup tidak begitu, kita kerjanya ini malah
hasilnya keluar dari situ. Nah, ini logika kerja dan hasil, makanya. Sudahlah,
pokoknya kamu aktif saja, kerja saja. Tidak usah mikir dapat apa, kalau kamu
mikir target, kadang-kadang hasilnya malah kecewa.
Pastikan
yang kamu lakukan baik, bermanfaat, produktif. Nanti selanjutnya, Allah dan
sunatullahnya yang bekerja, oke, itu kalimat selanjutnya, konotasinya sama. Aku
pernah terkesan dengan pentingnya tindakan, ternyata tahu saja tidak cukup,
kita harus menjalankan, ingin saja tidak cukup. Kita harus melakukan, tadikan
di depan, diwanti-wanti harus berani bermimpi, harus berani berharap. Cuma
mimpi dan harapan saja, ya, tidak cukup. Kalau kamu hanya mimpi dan berharap,
ya, tidak ada aktivitasnya, ya, tidak akan tadi mimpi jadi kenyataan. Untuk
membuat mimpi jadi kenyataan, kamu harus bangun, meskipun. Tadi awalnya mimpi,
ya, memang semuanya diawali dari mimpi, tapi jangan mimpi terus, jangan kok,
Pak, hidup ini kan diawali dari mimpi, saya makanya pengen tidur lagi, begitu.
Nanti kamu bolak-balik tidur, alasannya pengen mimpi, ndak biar mimpi mau jadi
kenyataan. Kamu harus bangun. [Musik]
Seenak-enaknya
sukses dalam mimpi, jauh nikmatnya dibandingkan sukses dalam kenyataan.
Kalau
kamu hanya membayang-bayangkan, dia memimpin-mimpikan, dia tidak luar biasa.
Nikmatmu hanya nikmat dalam khayalan. Kalau ingin senang beneran, yo, kamu
tembak beneran. Di logika sederhananya, kan begitu. Jangan cuma membayangkan,
nanti diduri orang lain, kamu bikin puisi.
Terus,
ini analogi dari Leonardo Da Vinci, besi berkarat karena tidak dipakai, air
yang diam akan kehilangan kejernihannya, dan dalam suhu rendah, dia akan beku.
Demikian juga dengan ketidakaktifan, akan melemahkan pikiran. Maka, kita harus
merentangkan diri kita sampai batas akhir kemungkinan. Kalau kurang dari itu,
berarti dosa, baik pada Tuhan maupun pada manusia. Itidaknya, apa, wujudkan
potensimu, gunakan fasilitas, kekuatan, daya yang diberikan oleh Allah 100%,
semaksimal mungkin. Kalau tidak, berarti dosa. Kenapa? Allah memberi kita,
sia-siakan. Allah memberimu mata, memberimu akal, memberimu tenaga, kekuatan,
telinga, semuanya ini kan fasilitas dari Allah, manfaatkan semaksimal mungkin
untuk kebaikan, cita-cita, kebenaran, cita-cita keindahan yang kamu miliki.
Kalau ada yang tidak kamu gunakan, atau kamu gunakan setengah-setengah, katanya
Leonardo, ini berarti kamu sedang berdosa. Pertama, dosa pada Allah, karena
menyia-nyiakan anugerahnya. Kedua, berdosa pada manusia yang lain, karena kamu
harusnya bisa memberi manfaat besar, tapi tidak jadi, karena kamu males.
Jadi,
itu pesannya Leonardo.