Nyinyiran, Balas Dengan Perubahan

Table of Contents
Nyinyiran, Balas Dengan Perubahan
Sore itu, di kafe yang ramai pengunjung, Ardi, Imam, Aulia, Ilham, Iyung, dan Nayla asyik berbincang. Meja mereka dipenuhi dengan kopi dan camilan, sesekali tawa lepas mewarnai percakapan mereka. Di tengah keramaian, Imam membuka obrolan tentang video terbaru mereka yang berjudul "Doa Di Malam Sunyi".

"Hay, Bro! Gimana nih buat video yang kemaren dibuat? Yang judulnya 'Doa Di Malam Sunyi' itu?" tanya Imam antusias. "Udah banyak like-nya tau. Kan kita upload di channel kita, kan? Itu tuh banyak banget yang nge-like."

"Oh, iya yaa, banyak banget yang respond positif ternyata," jawab Iyung dengan senyum lebar.

"Iya, kalo gitu kita lanjut, yuk! Lanjut ngonten video," ajak Imam penuh semangat. "Kita harus lebih semangat lagi buat ngonten, karena biar kata konten yang begitu aja udah banyak yang ngasih jempol, apa lagi kalo kualitas kontennya kita perbaiki lagi. Bisa jadi pada ngasih sempolan" wkwkwkwk." 

Namun, Ardi tampak murung dan tidak seantusias teman-temannya. "Ah, udahlah nggak usah dilanjut. Rasa-rasanya kalo bagi gua sih percuma walaupun banyak yang ngasih jempol," ujarnya pelan.

"Loh, kenapa? Kita berlima pada seneng dan termotivasi buat lebih baik lagi, terus kenapa loe jadi begitu?" tanya Iyung heran.

"Iy, soalnya komentator-komentator di video yang kita buat kemaren komentarnya pada begitu," jelas Ardi. "Ada banyak yang nyinyir kita. Ada yang bilang kita cuman niru-lah, cuman nge-upload ulang video orang lain dengan cara ganti judul dan nama penulisnya-lah, bahkan ada juga yang bilang kalo konten kita tuh konten yang nggak becus." Sambungnya. 

Mendengar keluhan Ardi, Iyung berusaha menghiburnya. "Eh, Bro, nggak usah ditanggepin kalo komentator-komentator sampah mah, biarin aja. Anggap aja angin lalu," sarannya.

"Kita jangan termakan hati sama yang ngasih respond negatif, tapi jangan juga kita batasi komentar. Tapi kita jadikan motivasi untuk bisa jauh lebih baik. Gitu aje," tambah Iyung penuh semangat.

Imam pun setuju dengan Iyung. "Iy, kita terus pelajarilah gimana agar konten kita semakin meningkat kualitasnya. Baik kualitas gambar, kualitas deskripsi video, kualitas isinya. Kan begitu. Supaya orang-orang yang nyinyir kita jadi bengong," ujarnya sambil terkekeh.

Namun, Ardi masih tampak ragu. "Ah, udahlah, kita udah capek-capek mempelajari, kita udah juga coba buat bikin konten, eh, hasilnya malah begitu," keluhnya.

Melihat Ardi yang masih belum bersemangat, Ilham yang biasanya pendiam pun angkat bicara. "Eh, loe kok jadi pesimis banget gitu sih?" tanyanya dengan nada santai. "Tenang, bro, masih banyak yang perlu kita lakuin buat konten kita jadi konsumsi yang layak buat publik."

Ilham kemudian memberikan beberapa saran untuk meningkatkan kualitas video mereka. "Kan di video kemarin yang kita buat masih ada suara bising tuh, nah kita pelajari lagi gimana caranya supaya suara bisingnya bisa ilang. Kita perkembangin lagi konten channel kita dari segi kualitasnya agar tambah mantul. Gitu, bro. Nggak usah ngambek ngonten gara-gara tulisan komentar sampah itu."

Mendengar saran Ilham, Ardi mulai menunjukkan senyum di wajahnya. "Wih, ini dia nih yang kitatunggu-tunggu," serunya. "Emang y si Ilham mah, jarang bersuara, sekalinya bersuara langsung ngasih solusi." 
"Ah, loe mah, udeh kaye sedetik 2 detik aje kenal ame dia. Dia kan emang sambil bersemedi di manapun dan kapanpun kalo lagi ngumpul-ngumpul begini. Entar dapet ide/ilham deh. Sesuai namanyaa," wkwkwkwkwkwkwkwk. Guyon Iyung. 
""Sa, wae loe sarang celepuk," Timpal Ilham. 

"Gini,Di, kita tuh jangan gampang muluk dan juga jangan mudah kebanting  ama penilaian orang. Kita cuman ada 6 orang, sedangkan netizen ada ratusan atau bahkan ribuan orang. Kalo kita gampang terpengaruh kita nggak bakal jadi. Kita harus punya prinsip. Kita perlu memunculkan apa yang unik dari konten kita. Tentunya juga kualitasnya. Kan ... 

Iy, Di, luh kan pernah kursus konten kreator tuh, coba dong loe praktekin biar jadi bermanfaat!" Cela Imam. 

"Eh, kelapa dongkal, loe diem dulu ngapa, asal nyerobot aje loe, orang si Ilham lagi ngomong juga! Samber Nayla. 

Nayla: (tertawa) "Maaf deh, Imam. Saking serunya aku jadi geregetan. Jelas Nayla sambil mengeok ke arah Imam. 

Tapi bener kata Imam tuh, Di, loe  kan pernah kursus konten kreator, coba dong dipraktekkan biar konten kita makin keren!" Sambung Ilham. 

Ardi: "Iya, Nay. Aku lagi mikirin nih gimana caranya biar video kita lebih menarik. Mungkin kita bisa coba pake transisi yang lebih keren, atau pake efek suara yang lebih seru. Kita juga bisa coba bikin konten yang lebih interaktif, kayak ngadain Q&A gitu." 

Ilham: "Wah, ide yang bagus tuh, Di! 

Aku juga punya beberapa ide nih. Kita coba bikin konten tutorial, atau bikin konten timelapse. Kita juga bisa coba bikin konten yang lebih personal, kayak cerita tentang keseharian kita." Aulia. 

"Ah, loe, Li, dari tadi diem aje udeh kaya kebo conge. Sekalinye ngomong timelapse yang loe kate. Gue kagak ngerti. Apaan itu timelapse?" Tanya Iyung dengan keingintahuan yang mendalam. 

Itu loh, Yung, timelapse itu konten vidio yang kita buat dengan cara mengambil vidio pada moment-moment tertentu." Jelas Aulia. 

"Lah, contohnye pegimane?" Tanya Iyung. 

"Contohnya itu kaya semisal vidio channel yang tberisikan konten animasi gitu." Jawab Aulia. 
"Apaan sih, Li?" 
"Konten vidio  timelapse itu nggak kaya gitu pengertian dan contohnya ege." Bantah Nayla. 
Eh, konten timelapse itu kan kaya semacam kontennya channel "Tekotok" gitu, kan?" 
"Mereka mah kaya semacam konten kartun gitu. Nah, itu baru dibilang vidio animasi. Jawab Nayla." 

Bukan, Li, konten timelapse itu kaya konten yang mengilustrasikan suatupergerakan objek dalam waktu tertentu. Misal kaya pergerakan bumi menglelilingi matahari." Sambung Ilham. 
"Oh, gitu, yaa? Ok, deh, terimakasih Ilham udah ngerllurusin aku." Aulia. 

Sorry, Guys, gw baru searching. Jadi, Timelapse itu cara  fotografer atau videografer yang ngerekam  gambar atau video pada jarak  waktu tertentu, lalu diputar dengan kecepatan normal. Hal itu  bertujuan buat memberikan kesan seolah-olah waktu bisa bergulir lebih cepat dari biasanya. 

Contohnya itu kaya proses pergerakan awan di langit dan proses tumbuhnya tanaman." Iyung. 
"Oh, gitu. Ok, deh, gw paham setelah gua cari dan lebih gua pahamin lagi tentang pengertian konten timelapse. Aulia. 

Itu kan yang gua jelasin tadi, Yung, cuman gua pake bahasa yang lebih singkat. Timpal Ilham. 

Ah, loe mah pake searching, udah kaya tetangga sebelah, loe." Sindir Ardi. 

Siake, loe," wkwkwkwkwkwk. 

Imam: "Oke, guys! Kalau gitu, kita bikin list aja yuk, apa aja yang mau kita kerjain untuk ngembangin konten kita. Kita bagi-bagi tugas juga, biar cepet kelar."

Semua: (bersemangat) "Siap!"

[Beberapa minggu kemudian]

Ardi, Imam, Aulia, Ilham, Iyung, dan Nayla kembali berkumpul di kafe yang sama. Kali ini, mereka terlihat lebih antusias dan penuh semangat.

Imam: "Guys, gimana nih progresnya?"

Ardi: "Aku udah bikin beberapa video tutorial nih. Udah aku upload juga di channel kita."

Aulia: "Aku udah bikin video timelapse nih. Keren banget hasilnya!"

Ilham: "Aku udah bikin video Q&A nih. Banyak banget yang nanya pertanyaan menarik."

Iyung: "Aku udah bikin video personal nih. Cerita tentang keseharian aku."

Nayla: "Aku udah bikin desain grafis baru nih untuk channel kita. Lebih keren kan?"

Semua: (bertepuk tangan) "Hebat, guys!"

Imam: "Oke, guys! Sekarang kita lihat nih gimana respons dari viewers. Semoga aja mereka suka sama video-video baru kita."

[Beberapa hari kemudian]

Ardi, Imam, Ical, Ilham, Iyung, dan Nayla kembali berkumpul di kafe yang sama. Kali ini, mereka terlihat sangat bahagia.

Ardi: "Guys, kalian lihat nih! Video-video baru kita banyak yang suka lho!"

Imam: "Iya, viewers kita makin banyak nih!"

Aulia: "Komentar-komentarnya juga positif lho!"

Ilham: "Ada yang bilang kalo konten kita makin keren!"

Iyung: "Ada juga yang bilang kalo mereka terinspirasi sama video kita!"

Nayla: "Aku senang banget nih!"

Semua saling mengucap syukur, "Kita berhasil, guys!

Tamat."

Posting Komentar