Ribut Masalah Ranjang

Table of Contents

Ribut Masalah Ranjang


Di pagi nan sunyi, ketika suara adzan Subuh saling bersahutan dari masjid ke masjid, dan suara ayam berkokok menandakan hari telah dimulai, ada sepasang insan sedang bergelut. Kedua buah insan ini merupakan suami istri. Mereka berantem dikarenakan masalah ranjang yang tidak bisa tertuntaskan.


Supri dan Atika.


Mereka merupakan pengantin baru yang telah melakukan akad nikah seminggu yang lalu. Namun entah mengapa, 1 di antara mereka tak lagi ada hasrat  untuk melakukan hubungan intim .


Padahal keduanya merupakan sepasang pasutri yang berusia muda. Supri, berusia 30 tahun, sedangkan Atika, sang istri berusia 25 tahun.


Sebagai manusia yang normal, Supri begitu menggebuh-gebuh ketika berada di ranjang bersama sang istri. Namun kebalikannya, Atika justru hilang hasrat kepada Supri. Hal tersebut sudah terjadi berkali-kali. Namun, pada hari itu Supri sebagai suami tak tahan lagi menghadapi keanehan yang dialami oleh Atika ketika sedang melakukan adegan ranjang.


Supri pun berusaha sabar menanyakan kepada sang Istri.


Supri:


'Yank, kamu kenapa beberapa hari ini? Apa kamu lagi sakit?


Atika:


"Nggak, kak, aku baik-baik aja. 

Emang kenapa sama aku? Kok kamu nanya begitu?"


Supri:


"Nggak, soalnya aku melihatada sedikit keanehan aja di rauk wajah kamu di setiap malam. Apa karena kamu kecapean ya?"


Atika:


"Nggak kok, aku nggak kecapean, emangnya aku ngapain? Toh, kita juga baru nikah dan pasti belum punya anak. Lantas, kenapa aku capek?"


Supri:


"Iya sih, tapi kenapa kalo kita sedang bercinta kamu seolah enggan, padahalkan aku ingin mendapatkan service yang memuaskan."


Atika:


"Jadi, selama beberapa malam ini menurut kamu pelayanan aku kurang memuaskan... kamu bisa bilang begitu apa kamu nggak menghargai apa yang aku berikan?"


Supri:


"Bu-bu-bukan begitu Atika!"


Atika:


"Cukup, kak! Ternyata kamu tuh emang nggak bisa menghargai apa yang aku berikan.


Supri:


"Atika, dengerin aku dulu Atika! Kamu jangan pergi begitu aja dari hadapan aku, kita belum selesai bicara."


Atika:


Cukup, kak, aku tuh udah paham kalo kamu tuh emang nggak puas dengan apa yang udah kita perbuat.


Aku nggak bisa memberi kebahagiaan kamu."


Supri:


"Nggak, Atika, kamu tuh udah sangat cukup, bahkan lebih dari cukup di dalam melayani aku sebagai suami kamu."


Atika:


"Tapi kenapa kamu bilang begitu, kak? Itu sama aja kamu menyakiti aku."


Supri:


"Baik, yank, maafin aku! Aku nggak lagi membahas itu."


Hikmah yang bisa dipetik dari cerita di atas:


Ketika ada kekurangan pasangan yang menurut kita tidak mengenakan buat kita, ada baiknya kita bicarakan secara halus, jangan kita langsung terang-terangan pada maksud yang hendak kita bicarakan karena akan menyinggung perasaan pasangan kita, terlebih-lebih wanita yang selalu menggunakan perasaan. 

1 komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Comment Author Avatar
Minggu, Januari 14, 2024 Delete
Buset