Pesan Ultimatum

Table of Contents

    


"Hi, kita kembali komunikasi lagi yu! Komunikasi kaya biasa, bukan komunikasi ketika kita menjalin kasi.


Aku nggak mau kita terus2an kaya gini, aku mau hubungan pertemanan kita normal kaya sebelum kita menjalin kasih. Klo emang kita merasa canggung untuk itu, ada baiknya kita nggak usah menginggat masa lalu kita. Anggaplah kita nggak pernah menjalin hubungan kasih, bahkan anggaplah kalo kita baru saling mengenal.


Itu sih saran dari aku kalo emang kamu ada keinginan yang sama, keinginan untuk kembali berkomunikasi denganku, sebagaimana dahulu kita berkomunikasi.


Jujur, aku sendiri nggak mau orang-orang yang mengenalku dan aku mengenal mereka, lalu di antara aku dan mereka ada permasalahan, kemudian terus2an menjaga jarak seolah ada jurang yang amat dalam dan amat luas di antara aku dan mereka, termasuk dengan dirimu."


Sekian pesan ini

Dari: James

Untuk: Viera.


Balasan Pesan Ultimatum


"Hi, maaf, ini siapa?


Jangan sekali-kali merasa kalo situ pernah berinteraksi samaku!


Aku nggak pernah mempunyai teman yang bernama James, apa lagi sampai menjalin kasih.


Sungguh, kamu ini sangat-sangat membual.


Kamu mengaku kalo kita pernah ada suatu hubungan, lalu kita menjaga jarak setelah itu.


Seumur-umur di kehidupanku aku nggak sama sekali pernah bertemu denganmu, terlebih-lebih untuk mengenal . So, lebih baik kamu sadar. Kamu insap dari apa yang telah kamu katakan. Sungguh, aku lebih menghargai orang gila yang ada di rumah sakit jiwa, dibandingkan dirimu.


Stop untuk mengirim chat seperti ini lagi padaku, atau kalo tidak kontakmu akan kublokir."


Sekian.


Respond Untuk Balasan Pesan Ultimatum


"Hi, hi, hi!


Apakah kamu segitu lupanya denganku, Atau memang kamu sengaja melupakanku karena keegoisanmu?


Demi embun yang selalu hadir di waktu subuh  tuk menyejukan hamba-hamba Tuhan yang beriman, demi mentari yang menghangatkan bumi di kala pagi tiba, dan demi matahari yang memberikan manfaat bagi tumbuh-tumbuhan! Dan demi Sang Pencipta yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, termasuk aku dan dirimu.


Sungguh, aku adalah temanmu. Aku adalah orang yang pernah menjadi tempat curhat di kala kau gundah gulana, menjadi tempat pelampiasan amarahmu ketika kau sedang suntuk, dan menjadi tempatbersandar bagimu ketika kau sedang lelah.


Janganlah sekali-kali kamu berusaha tuk mengelak akan hal itu. Mungkin, mungkin saja egomu bisa menutupi fakta-fakta di masa lalu. Fakta-fakta tentang kita, tapi catatan sejarah takan pernah bisa terhapus.


Maka dari itu cepatlah sadar! sadar kalo kita memang pernah ada jalinan teman."


Terimakasih. 

Posting Komentar