Keterbatasan Bukan Penghalang Untuk Meraih Mimpi
Penulis: Tion Iswanto
Awal masuk semester pertama masuk kuliah, jiwa pemuda pemudi anak
bangsa ini sedang penuh semangat menuntut ilmu. Mereka menyadari betapa
pentingnya menuntut ilmu di usia muda. Membangun bangsa ini dengan jiwa anak
muda yang cerdas dan mandiri.
Termasuk Diki sebagai mahasiswa baru di universitas ternama.
Dirinya bersyukur dapat diterima di kampus impiannya. Dengan keterbatasannya,
ia tak patahsemangat untuk terus menggalih ilmu sebagai bekal masa depannya.
“Alhamdulillah mah, aku diterima di kampus impianku” sembari
menunjukan layar ponselnya ke Ibunya.
“Alhamdulillah nak, mama senang kamu bisa di terima di kampus
impian kamu, mama selalu mendukung kamu, agar kamu sukses meraih mimpi setinggi
langit” Ibunya bersyukur atas apa yang diraih anaknya. Terkadang ibunya masih
tak menyangka dengan anaknya, dengan keterbatasannya, ia anaknya selalu
memiliki tekat yang sangat tinggi.
Di hari keberangkatannya menuju kota yang mana kampusnya berada,
ayah ibunya mempersiapkan keperluan anaknya selama tinggal di kos.
Terkadang ibunya selalu memiliki rasa khawatir dengan anaknya,
bagaimana ia akan makan?
Bagaimana ia mencuci pakaian?
Bagaimana ia bisa berjalan sendiri dari kos ke kampus?
Apakah teman-temannya mau bertemannya dengannya?
Berbagai pertanyaan selalu timbul dibenak ibunya. “nak, nanti kamu
bisa apa-apa serba sendiri?” Tanya ibunya.
“iya ma insya Allah Diki pasti bisa kok” jawab diki sembari
tersenyum.
“Diki kan sudah terbiasa tinggal di asrama, dsebelumnya Diki serba
mandiri, cuci baju sendiri, cara makan beli sendiri ma” ucap Diki menambahkan.
Dirinya berusaha meyakinkan ibunya, bahwa dirinya pasti bisa tanpa
ketergantungan orang lain. Kecuali hal-hal yang tidak mampu dirinya kerjakan.
“baiklah nak” jawab ibunya dengan sedikit lega. Bahwa anaknya
memiliki keberanian dan kebiasaan hidup mandiri. Tinggal dirinya bagaimana
mendukung anaknya agar selalu eksis dalam setiap kegiatan pendidikan anaknya.
Kesokan harinya, Diki dan ibunya berangkat ke kota yang di tuju.
“bismillah, niat menuntut ilmu, mudahkanlah hamba ini ya Allah untuk menggalih
ilmumu yang sangat luas dan mendalam, ya Allah semoga teman-teman baru hamba
nanti, merupakan teman baik hamba selama belajar menuntut ilmu” doa diki di
dalam hati.
Sesampainya di sana, Diki dan ibunya menuju kosan yang berada di
dekat kampus.
“halo kak, Aku sudah di depan gerbang kos” ucap Diki melalui
sambungan telepon.
“baik dik, sebentar” jawab kak Faris.
Akhirnya Diki dan ibunya sudah menempati kamar yang sudah
disediakan oleh pemilik kos. Pak Walim merasa bingung, kali ini ada orang yang
mau ngekos dalam keadaan orang tersebut memiliki keterbatasan.
“Maaf bu, apakah ini berdua mau ngekos?” Tanya pak Walim
ragu-ragu.
“tidak pak, hanya anak saya yang ngekos” jawab Ibu Diki.
Pak Walim sepertinya tidak percaya, dirinya mau banyak bertanya,
namun takut kenapa-napa. Berbagai pertanyaan selalu berputar-putar dibenaknya.
“Sudahlah, asalkan kos ini terisi orang” bisik di dalam kepala pak Walim.
Minggu pagi, Diki dan ibunya menuju ke kampus, dalam rangka
latihan untuk kegiatan selama PKKMB di kampusnya. Sesampainya di sana,
teman-teman Diki sangat antusias, Diki bersyukur mendapatkan teman-teman baik,
yang akan menemani dirinya dalam perjalanan selama pendidikan berlangsung. Ibu
Diki terharu, melihat anaknya yang memiliki keterbatasan, akan tetapi
teman-teman barunya mau merangkul dalam kebersamaan, tanpa memilah siapa diri
Diki sebenernya. Diki sangat senang dan selalu tersenyum mendapatkan
teman-temna bagaikan malaikat yang dikirim oleh Tuhan. Kekompakan berlahan
dibangun untuk menciptakan rasa kasih antar sesama dalam cinta karena Tuhan.
“ini siapa?” Tanya Diki di sebelahnya.
“Aku Refa” jawab teman barunya.
Perkenalan demi perkenalan Diki lakukan, untuk mengenali
suara-suara teman-teman barunya. Ada Dimas, Refa, Daffa, Fadhil dan yang
lainnya.
Ibu Diki melihat dari kejauhan, bersyukur bahwa Anaknya mulai
aktif untuk bergaul dalam lingkungan sekitarnya.
“Ya Allah berkahi siapa-siapa saja yang mau berteman dengan Diki
dalam keihklasan” doa ibu Diki dalam hati.
Sebelum dan sesudah Diki masuk kampus, ibu Diki selalu mendoakan,
agar Diki mendapatkan teman-teman perjalanan yang akan selalu menemani selama
belajar.
Pelajaran yang bisa diambil dari cerita di atas adalah setiap ada
tekat dan impian yang diinginkan, Pasti Tuhan akan
mengabulkan keinginannya, dengan kunci doa dan usaha harus
diimbangi. Keterbatasan bukan jadi halangan untuk menuntut ilmu Tuhan yang
sangat luas dan mendalam. Setiap orang diwajibkan untuk menuntut ilmu, sebagai
bekal masa depan yang lebih cerah. Jangan pernah kawatir, di manapun kita
berada pasti ada saja pertolongan Tuhan melalui tangan-tangan orang yang
dipilihnya termasuk teman dalam menuntut ilmu.
,
Posting Komentar