Untitle
Table of Contents
"Hi!"
"Hi juga!"
"Gw Nano."
"Vira."
"Kelas 11 ya kak?"
"I-i-iya."
"Salam kenal ya kak. Semoga kita bisa menjadi temen yang baik. Tolong bimbingaku kak soalnya aku masih baru di sini khawatir kalo misalnya kesasar. Tempat ini luas juga ya, kak? Baru kali ini aku berasrama dan langsung masuk ke asrama yang segini luasnya. Takut kak aku kalo jalan jauh-jauh, takut tersesat."
"Tenang, kan banyak kaka2 seniornya di sini yang inshaAllah mereka baik-baik kok. Tempat ini biasa aja kok. Gak begitu luas, dan gak begitu kecil juga. Mungkin karena baru jadi merasa pangling dengan tempat ini. Sama sih, gw juga dulu awal-awal ngerasa tempat ini tuh besar banget. Tapi setelah gua udah setahun ternyata gak sebesar apa yang gw anggap pada mulanya. Lantas gw bertanya dalam hati, "apa iya nih gedung kecil sendiri? Ah, gak mungkin juga sih. Emangnya gedung ini dibuat sama Dora Emon apa?" Akhirnya gw sadar kalo waktu itu tuh karena masih baru di sini jadi perlu adaptasi dengan lingkungan baru. Apa lagi tunanetra kan yang cuman bisa merasakan tampa bisa melihat dengan mata kepala. Dan pas gw tanya sama temen2 senior yang lainnya mereka juga ngalamin hal yang sama.
"Oh, gitu ya, kak?" Terus, di sini tuh sebenarnya ada ruangan apa aja sih, kak?"
"Oh, ok. Tempat yang saat ini kita sedang berada namanya lobi. Ini tempat buat menerima tamu dan kadang di sini juga bisa buat santai2 sih kalo lagi istirahat atau pas hari libur gitu. Ruangan lobi ini ukurannya sekitar 6M persegi dengan dilengkapi kaya sofa-sofa yang kita buat duduk ini, terus ada meja juga yang jogrok di depan kita ini, terus ada kipas noh yang gantung di atas dan muter mulu setiap hari gak pernah cape dan gak bakal berhenti kalo gak diberhentiin atau gak mati lampu. Terus, di depan lobi persis itu ada ruangan pak kepala sekolah tuh, pak Dedy. Dan di sebelah ujung kanan bagian depan ruangan merupakan pintu keluar masuk gedung. Kalo kita beranjak dari sini terus ke arah kiri kita bisa menemukan sebuah ruangan lagi yang mana fungsinya sebagai ruangan shalat (mikhraf) dan kalo kita belok kanan terus lurus maka kita akan mendengar obrolan ibu-ibu ngobrol sambil masak yang berarti di sana ada dapur yang terletak di depan ruang musik dan diberi jeda dengan tangga dan tempat ambil air minum. Wah pokonya banyak deh ruangan-ruangan yang ada di sini. Pokonya Vira telusuri aja sama teman-teman yang lama. Nanti juga bakal tahu dan bakal hafal dengan sendirinya. Gw juga dulu butuh waktu yang gak singkat buat ngafalin semua tempat yang ada di gedung ini."
Wah, gitu ya, kak? Kayanya kakak low vision ya, kak? Soalnya kakak bisa jelasin dengan gamblang dari tadi."
Aha, gak kok. Gw total. Kalo sebaliknya gimana nih?
Gw total, cuman karena gw udah cukup lama akhirnya gw sedikit paham tentang sini."
"Kalo aku totally blind kak. Perasaan kalo di sini waktunya cukup lama yaa, kak? Kalo di rumah tuh cepet banget sampe-sampe gak berasa udah ganti hari aja. Apa mungkin karena di sini tuh sibuk dengan kegiatan kali ya, kak?" Aku tuh jenuh banget. Baru aja 1 minggu aku ada di tempat ini."
Hahahaha, Ra, itulah yang namanya ujian orang yang menuntut ilmu. Banyak godaannya" ...
"Sama, kalo cuman berduaan dalem 1 ruangan juga banyak godaannya tuh, hati-hati. Cie, Vira dan Nano akrab banget nih? Jangan-jangan, jangan-jangan tuh." Samber Tina, sang ART.
"Eh, kak Tina? Baru sampe, kak?" (Nano)
"Iya nih, kesiangan. Nano sih gak nelphon buat bangunin kakak."
"Ah abisnya klo setiap dibangunin suka tidur lagi sih malahan." Sambung Nano dibarengin dengan senyum menimpali Tina sang ART muda yang kira-kira sekitar 20 tahunan itu. Hal itu hanyalah guyonan sang bocah karena pada sebenarnya dia tau juga nggak nomor si ART tersebut.
"Oh, jadi ceritanya marah nih?" Sambung Tina.
"Gak sih kak gak marah, cuman kesel doang hehehehehehehe." Timpalnya lagi.
"Vira, kamu udah sarapan, kan? Tadi bu Marni masak apa, dek?"
Alhamdulillah aku udah sarapan kak. Tadi ibu masak mie goreng kak."
"owalah. Ok deh, kakak mau lanjut dulu kegiatan di dapur. Silahkan diterusin ngobrolnya. Sorry kalo ganggu apelnya."
"Apa sih kak, ada-ada aja." Sahut mereka berdua secara berbarengan.
***"Kutanya malam, dapatkah kau melihat perbedaan, yang tak terungkapkan tapi mengapa, kau tak bberubah, ada apa dengaaanmu."
Aduh, aaah. Sial tuh tiang malah gua tabrak." Dateng Ical dari arah luar sambil menyanyi dan juga gerutuh karena dia nabrak tiang gedung."
Mengkanya Cal, kalo jomblo tuh cari cewe lah, jangan tiang luh jadiin sasaran. Bonyok kan akhirnya jidad luh. Ledek Intan yang masih dapat melihat sedikit matanya dan saat itu kebetulan datang secara bersamaan."
"Ah sial loh. Alah ada cewek yang gua deketin tapi sok jual mahal, jadi ogah gua punya pacar. Mending jomblo." Jawab Ical secara spontan.
"Yang namanya cowok mah harus berjuang dengan sungguh-sungguh lah Cal. Masa baru gitu doang udah nyerah sih." Respond Tania yang ada di samping Intan kala itu."
Alah,bodo ah. Gua gak pikirin." Jawab Ical yang dibarengi dengan langkah kakinya memasuki gedung asrama.
"Cinta itu diusahain Cal, bukan dipikirin," Tania.
***"Ok anak-anak, kali ini kita bakal mempelajari materi microsoft word tentang membuat surat masal. Jadi, dalam applikasi MS Word itu kita dapat membuat surat masal yang bisa kita kirim ke banyak orang sekaligus. Fitur ini kita bisa pake kalo kita sudah paham tentang cara membuat table dan surat di MS Word. Nah, sekarang bapak mau nanya, apa kalian sudah paham semua tentang materi membuat surat dan buat table?" tanya pak Umar
Sudah pak," jawab mereka berbarengan.
***"Ok lah karena waktu udah selesai, sekarang saatnya kita tutup pelajaran ini dengan mengucapkan hamdallah, alhamdulillahirobbil 'alamiin. Terimakasi semuanya karena udah ngikutin setiap pelajaran di hari ini dengan baik dari pagi sampe siang ini. Silahkan kalian kembali ke kamarnya masing-masing, ingat ya jangan sampe salah kamar, yang cewek balik ke tempat cewek, dan begitu juga cowok. Jangan malah ketukar hehehehe."
***Syiomai syiomai — Syiomai syiomai — Syiomai syiomai!”
“Bang, kang syiomai?”
Bukan neng, saya kang cendol. Ya iyalah syiomai, orang tereakannya juga nawarin syiomai.”
“Saya beli bang 10000,” Paris.
dalam sehari biasanya bawa siomay berapa porsi bang buat jualan? Wah somai si abang ini enak banget. Saya yakin dalam sehari kalau Cuman bawa 500 porsi pastikurang kayaknya. banyak langganannya ya ,bang? Semoga semakin laris lah bang buat jualannya.” Oceh Paris yang terus menerus sambil menikmati siomay.
Wah alhamdulillah kalau begitu mah. Kita senang klo somai kita ternyata enak. Abang mah dalam sehari kalo bawa siomay palinganCukup 400 porsi. Kelilingnya sampai 12.00 malam. Ya pokoknya tergantung habisnya deh. Kalo habisnya pas sore ya kita balik sore, kalau misalnya sampai malam belum abis ya kita terus keliling. Tapi alhamdulillah sih selama saya dagang siomay belum pernah nggak abis.”
“Wah syukur deh bang kalau begitu. Semoga terus laris dari dulu, sekarang, dan seterusnya.”
Amin amin yarobbalalamin. Terima kasih doanya. Saya yakin di qobul. Doa orang-orang yang belajar mah cepat dikabulkan.”
***” wah pak Haji Sunarto enak ya bawain kajiannya. Bikin kita tawa melulu.”
“ Iya ya, kaya berasa nggak belajar, tapi masuk apa yang dijelasin nya dari awal sampai akhir.” “Tapi kalau menurutku nggak cuman pak Sunarto deh, semua para ustadz yang di sini itu cara ngajarnya enak.”
“ Iya sama, aku juga sepemikiran begitu.”
***“Baik para pelajar putra maupun putri, sekarang udah saatnya buat istirahat karena waktu jam belajar malam sudah selesai. Silahkan tidur bagi yang mau tidur. Bagi yang masih mau ngobrol nggak papa, asal besok jangan telat bangunnya.”
***” pak Tugimin memasak tempe orek di dapur. Setiap harinya beliau menghabiskan uang sebesar 25000 Rupiah untuk memasak orek tempe tersebut. Berapakah uang yang harus dikeluarkan untuk memasak orek tempe selama satu pekan...?
Apakah ada yang bisa jawab?”
“ saya, Bu, Ardi.”
“Oke Adi silahkan jawab, berapa?”
“ “30000, bu.”
“Maaf, Ardi kurang tepat.”
“Ada lagi yang bisa jawab?”
“Saya, Bu, Rifa.”
“Baik, silahkan jawab!”
.175.000, Bu.”
“ baik, Rifa benar. Dan sehubungan dengan itu, mari kita akhiri pertemuan pada hari ini. Saya Bu Nelly mohon maaf apabila ada kata-kata yang menyinggung selama jam pelajaran hari ini. Terima kasih, Assalamualaikum.”