Dia Yang Dibunuh Oleh Orang Yang Memiliki Sikap Iri
Kisah
enam orang sahabat, episode satu Peristiwa itu terjadi pada
Minggu dini hari. Tidak banyak yang menyaksikan kejadian itu kecuali hanya
beberapa orang saja. Mereka yang ada di situ merupakan orang-orang yang sedang
bertugas untuk menjaga warkop yang buka 24 jam. Mereka memang diberi aplusan.
Ada yang jaga siang, dan ada juga yang jaga malam. Mereka kurang lebih
berjumlah 10 orang.
Mereka
bersiap siaga di pos yang berada persis di sebelahnya. Ketika pukul 3.30 pagi
waktu setempat mereka melihat seseorang asing yang datang ke Warkop itu. Salah
satu di antara mereka, sebut saja namanya bang Ji’un. Bang Ji’un mencoba
memperhatikan gerak gerik orang tersebut dari kejauhan. Dan ternyata, orang
tersebut bukanlah membeli sesuatu melainkan membuang hajat di depan
Warkop tersebut.
Kemudian
bang Ji’un pun mencoba mengambil tindakan dengan cara menegur orang asing
tersebut ketika iya sudah selesai.
“Bang...
Bang... hai, bang!”, begitulah seruannya.
Kenapa,
bang.?” Jawabnya.
Abang
tahu kan ini bukan toilet? Kalau buang hajat jangan di situ bang. Ada tempatnya
sendiri. Emangnya itu Jamban apa?” Tegurnya.
Lalu
orang itu pun langsung pergi tanpa mengucapkan kata sedikit pun. Dan beliau
menganggap permasalahan itu udah selesai. Namun apa yang terjadi? Setelah
beberapa menit berlalu Ada sekelompok manulsia yang kurang lebih berjumlah 15
orang. Mereka badannya tinggi besar, memakai pakaian kaos, dan badannya
dipenuhi dengan Tatto. Mereka berteriak dengan kalimat penuh caci maki. Lalu
bang Ji’un Dan ke sembilan teman yang lainnya mencoba menghalau mereka. Namun
naas, mereka tidak mampu melakukan hal tersebut. Sebaliknya, mereka lah yang
Diamuk massa tersebut. Mereka yang tergabung dalam kelompok itu membawa
senjata-senjata tajam. Ada yang membawa celurit, parang, Golok, dan lain
sebagainya. Orang orang yang ada di situ berusaha keras untuk bisa memengaruhi
mereka walaupun mereka sudah terkepung. Namun, mereka tidak leluasa. Mereka
terus menerus dihajar oleh sekelompok orang yang baru datang itu. Yang paling
kena imbas dari peristiwa itu adalah bang Ji’un. Entah mengapa? Tapi itulah
yang dialami oleh beliau pada saat itu. Beliau mencoba untuk melawan, namun
beliau tidak ada daya dan upaya. Beliau dibacok bagian kepalanya sebanyak tiga
kali oleh beberapa orang yang tak dikenal. Lalu beliaupun terjatuh. Dan setelah
itu mereka pun pergi meninggalkan Bang Jiun yang sudah terkapar. Teman-teman
bang Ji’un yang berjumlah sembilan orang berusaha untuk mencari pertolongan.
Lalu salah satu diantara mereka mencoba hubungi polisi. Tidak berapa lama
polisi pun datang dengan membawa ambulans. Lalu bang Jiun cepat diangkat ke
mobil ambulans untuk dibawa ke rumah sakit terdekat agar mendapat pertolongan.
Ada yang ikut ke rumah sakit, Ada juga yang tetap di situ untuk dimintai
keterangan oleh polisi mengenai kronologi kejadian. Mereka pun menceritakan nya
secara rinci dari awal sampai akhir. Lalu polisi pun mengikuti jejak yang
dilalui oleh segerombolan orang tersebut dengan menggunakan anjing pelacak.
***
sehari sudah bang Jiun berada di rumah sakit. Para kawan yang berada di sana
maupun yang tidak sempat ikut berharap agar beliau masih bisa ditolong. Namun
17.kosong kosong waktu setempat dokter menyatakan bahwa beliau telah wafat.
Lalu diurus lah jenazah bang Jiun untuk dibawa pulang dan dikebumikan.
**
setelah satu hari berlalu polisi pun akhirnya berhasil meringkus sebahagian
pelaku yang telah membunuh korban. Mereka terus-menerus dicecar pertanyaan oleh
polisi mengenai motif tersebut. Mereka mengaku bahwa mereka merasa iri dengan
warkopnya Bang Jiun Yang selalu ramai tiap hari. Sedangkan mereka juga
pengusaha warung kopi namun kedai mereka selalu sepi.
Kini
mereka telah terbukti melakukan pembunuhan Dan dikenai hukuman mati atau seumur
hidup.
Tamat.
Kisah ini diambil dari kisah nyata yang terjadi kurang lebih dua hari yang
lalu. Nama-nama atau tempat yang ada di cerita ini bukanlah nama-nama atau
tempat asli, termasuk nama korban.
Cerita
di buat,Petukangan utara, 4 Juli 2023
Semoga
korban diampuni segala dosa dosanya, diterima amal ibadahnya, dan ditempatkan
di tempat yang sebaik-baiknya
Posting Komentar