Didikasih mu wahai guru
**Lelah
dan letih,**
**Hujan
atau panas di dalam perjalanan,**
**Susah
atau senangnya keadaan,**
**Sakit
ataupun sehat.**
Kau
selalu hadir untukku,
Tak
pernah ada kata mengeluh.
Kau
selalu tersenyum ramah tatkala menyapaku,
Dengan
suara yang ceria, wajah yang penuh gembira, suasana yang penuh haru.
Setiap
hari, hal itu yang selalu kau tunjukkan padaku.
Dengan
ilmu kau bimbing diriku untuk bisa menjadi lebih baik,
Agar
berbudi pekerti,
Tahu
sopan santun (berakhlaqul karimah) kepada semua manusia,
Terlebih
dirimu yang telah mengajarkanku dengan banyak mengorbankan waktu dan
tenagamu.
Semua
itu telah kau lakukan selama bertahun-tahun,
Tiada
kata bosan untuk mengajarkanku.
Meski
banyaknya kealpaan dan kehilafanku,
Namun
engkau, lagi, lagi, dan lagi terus menerus tanpa henti membimbingku ke arah
yang lebih baik agar aku menjadi orang yang budiman.
Wahai
guruku... Guruku... Wahai kalian para guruku!
Terima
kasih aku ucapkan,
Mungkin
hanya itu yang dapat keluar dari lisanku.
Entah
apa lagi? Aku tidak bisa berkata apa-apa kecuali hanya mengucapkan kata
itu,
Dan
mendoakan agar kalian mendapatkan balasan yang setimpal atas kesabaran kalian
karena telah membimbingku dengan begitu tulus.
Khairul Azhar: Jakarta
Selatan, 18 Juni 2023